Ali bin Abi Thalib, Putra Paman Nabi
Nama lengkapnya adalah Ali bin Abi Thalib ibn Abdul Muthalib ibn Hasyim Al-Qurasyi Al-Hasyimi, biasa dipanggil Abu Hasan. Rasulullah memanggilnya Abu Turab.
Ia lahir di Makkah 32 tahun setelah kelahiran Rasulullah atau 10 tahun sebelum bi'tsah (pengangkatan sebagai rasul).
Ali adalah putra paman Nabi. Ia berwajah tampan, warna kulitnya coklat, kepala bagian depannya botak, matanya lebar dan kedua bola matanya sangat hitam, bahunya lebar, kedua tangannya kekar, badannya gemuk, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek, dan murah senyum.
Ia sama sekali tidak tercemari dengan noda-noda jahiliyah. Ia adalah anak kecil yang mula-mula masuk Islam, tepatnya dua hari setelah Rasulullah menerima wahyu. Saat itu, ia baru berusia 10 tahun.
Ia adalah orang pertama yang mengorbankan dirinya demi memper juangkan agama Islam. Pada malam hijrah, Rasulullah menugasinya untuk tidur di tempat tidur Beliau. Ia ditugaskan Nabi untuk mengembalikan barang-barang kepada orang-orang musyrik pada pagi harinya.
Nabi mempersaudarakan Ali dengan Sahl bin Hanif.Ia mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah , kecuali perang Tabuk. Saat itu,Nabi menugasinya untuk menggantikan Beliau di Madinah. Kemudian orang-orang munafik mengejeknya, lalu ia menghadap Nabi sambil berkata, “Wahai Rasulullah, apakah aku juga ditugaskan untuk menjaga kaum wanita dan anak-anak?" Nabi menjawab,“Apakah kamu tidak rela kedudukanmu kepadaku bagaikan kedudukan Harun kepada Musa? Sayang sekali tidak ada lagi Nabi sesudahku." (HR. Muslim).
Rasulullah menikahkan Ali dengan putri Beliau, Fatimah, pada tahun 2 H. Ali tidak menikah dengan wanita lain sampai Fatimah meninggal, 6 bulan pasca wafatnya Rasulullah.
Ia termasuk salah satu di antara sahabat yang diberitakan Nabi masuk surga. Ia pernah ditugaskan untuk membawa panji Rasulullah dalam berbagai peperangan. Rasulullah juga pernah mendelegasikannya untuk membacakan surat Al-Bara'ah di hadapan kaum muslimin pada musim haji tahun 9 H.
Ia memiliki 29 anak, 14 laki-laki dan 15 perempuan. Di antara anak laki-lakinya adalah Hasan dan Husein, pemuka pemuda penghuni surga, Muhammad ibn Al-Hanafiyah,Abbas, dan Umar.
Setelah turun firman Allah, "Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya), “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta."(Ali Imran:61), Rasulullah langsung mendo'akan Ali, Fatimah, Hasan, dan Husein, dan berkata, “Ya Allah, mereka semua adalah keluargaku." (HR. Muslim)
Rasulullah pernah berdo'a untuk Ali, “Ya Allah, tetapkanlah lisannya dan bimbinglah hatinya."(HR. Ahmad dan Al-Hakim)
Rasulullah menjadikan Ali sebagai saudaranya ketika Beliau mempersaudarakan kaum muslimin di Makkah, sebelum hijrah. Beliau mengatakan kepada Ali, “Anda adalah saudaraku di dunia dan akhirat." (HR.At-Tirmidzi)8
Pada saat perang Khaibar, Rasulullah mengatakan di hadapan para sahabat,“Besok panji akan kuserahkan kepada orang yang di tangannyalah Allah memberi kemenangan; ia mencintai Allah dan Rasul-Nya; dan Allah dan Rasul-Nya pun mencintainya."Mendengar ucapan Beliau,para sahabat memperbincangkan siapa gerangan orang yang akan disrahi panji oleh Beliau. Mereka semua mengharap dirinya menjadi orang yang diserahi panji tersebut.Pagi harinya, Nabi bertanya, “Di mana Ali?"“Ali sedang sakit mata," jawab mereka. Beliau menyuruh untuk memanggil Ali .Setelah Ali datang, Beliau mengusapkan tangan Beliau ke mata Ali sambil mendo'akan kesembuhannya. Ali benar-benar sembuh seolah ia tidak pernah sakit mata. Kemudian Beliau menyerahkan panji kepadanya." (HR. Al-Bukhari)
Tentang Ali ,Imam Ahmad berkata, "Tidak diriwayatkan dari salah seorang sahabat tentang fadhilah yang diriwayatkan dari Ali."
Ia memangku jabatan sebagai khalifah tahun 35 H setelah kematian Utsman RA di tangan para pemberontak. Di cincinnya tertulis cap "Allah Al-Malik."
Mu'awiyah ibn Abi Sufyan dan beberapa sahabat lainnya menentang atas kelambanan Ali a menangkap dan menghukum pembunuh Utsman .Mereka juga tidak mau membai'at Ali sebagai khalifah. Hal inilah yang menjadi pemicu perang di antara mereka.
Ia memangku jabatan khalifah selama 4 tahun 8 bulan. Ali pernah berperang melawan Aisyah dalam perang Al-Jamal (perang onta) tahun 36 H, berperang melawan Mu'awiyah dalam perang Shiffin tahun 37 H, dan berperang melawan orang-orang Khawarij dalam perang An-Nahrawan tahun 40 H.
Ia pernah mengatakan, "Takwa adalah rasa takut kepada Yang Maha Luhur, mengamalkan Al-Qur'an; rela atas pemberian-Nya yang sedikit; dan mempersiapkan bekal untuk hari akhir."
Ia juga pernah mengatakan, "Berbicaralah kepada orang lain sesuai dengan kadar/tingkat pengetahuan mereka. Apakah kamu ingin ia mendutakan Allah dan Rasul-Nya?"
Ia meriwayatkan 586 hadits dari Nabi . Di antaranya,ia berkata, "Pada saat perang Al-Ahzab, Rasulullah mengatakan, “Allah memenuhi rumah dan kuburan mereka dengan api. Mereka telah melalaikan kita untuk menunaikan shalat 'ashar hingga mentari terbenam." (HR. Al-Bukhari)
la meninggal di Kufah saat ia sedang keluar rumah untuk menunaikan shalat subuh pada tanggal 17 Ramadhan 40 H dalam usia 63 tahun. Ia meninggal akibat tebasan pedang Abdurrahman ibn Muljam, salah seorang tokoh Khawarij.Terdapat perbedaan informasi tentang tempat makam Ali. Ada pendapat yang menyatakan bahwa jasadnya dimakamkan di Kufah. Sebagian lain berpendapat di Madinah atau di tempat lain.
Ali adalah seorang penyair. Ia pernah bersya'ir:
Janganlah kamu berlaku aniaya jika kamu mampu berlaku (adil), karena tindak aniaya itu berujung pada penyesalan.
Anda tidur sementara orang yang teraniaya tetap terjaga. la memohon agar kamu celaka dan mata Allah tidak pernah tidur. Semua perkataan, khutbah, dan sya'irnya telah dihimpun dalam kitab Nahj Al-Balaghah. Akan tetapi,sebagian besar peneliti ragu atas penisbatan isi buku tersebut kepada Ali.
Posting Komentar untuk "Ali bin Abi Thalib, Putra Paman Nabi"