Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Ikrimah bin Abi Jahal dan Qa'Qa' ibnu Amr

ikrimah bin abi jahal dan qa qa ibnu amr

Ikrimah bin Abi Jahal

Nama lengkapnya Ikrimah bin Amr bin Hisyam Al-Makhzumi, biasa dipanggil Abu Utsman. Ia adalah putra Abu Jahal, tokoh utama orang-orang musyrik Makkah. Ikrimah dan ayahnya, Abu Jahal, adalah orang yang paling memusuhi Nabi 

Pada saat pembebasan kota Makkah (Fath Makkah), Rasulullah menghalalkan darah Ikrimah. Ikrimah lari ke pelabuhan Jeddah dan menumpang kapal. Di tengah samudera, badai menerjang kapal yang ditumpanginya. Nahkoda kapal mengatakan kepada para penumpang, "Ikhlaskan sajalah! Sesungguhnya Tuhan kalian tidak berguna bagi kalian dalam kondisi seperti ini, “Ikrimah menjawab,"Demi Tuhan, jika tidak ada sesuatu yang menyelamatkanku di tengah lautan ini kecuali ikhlas, maka tidak ada yang dapat menyelamatkanku di daratan selain-Nya. Ya Allah, aku berjanji kepada-Mu, jika Engkau menyelamatkanku dari amukan badai ini, aku akan menemui Muhammad hingga aku menyalaminya dan aku tidak mendapatinya kecuali seorang pemberi maaf yang mulia." Allah akhirnya menyelamatkan jiwanya. Ia kembali ke Makkah dan mengikrarkan diri masuk Islam pada tahun 8 H pasca pembebasan kota Makkah.

Rasulullah  melarang kaum muslimin untuk mencela ayah Ikrimah, Abu Jahal.Sebab mencela orang yang sudah meninggal, berarti mencela orang yang masih hidup. Beliau juga melarang mereka memanggil Ikrimah dengan panggilan Ikrimah bin Abi Jahal.

Rasulullah pernah menugasinya sebagi kolektor zakat di wilayah Hauzan.

Saat Ikrimah datang, Rasulullah  berdiri sambil mengucapkan, "Selamat datang penumpang kapal yang muhajir!” Ikrimah menjawab, “Wahai Rasulullah, aku bersumpah demi Allah, aku tidak akan membiarkan dana yang pernah aku gunakan untuk memerangimu, melainkan akan aku ganti berlipat ganda demi perjuangan di jalan Allah."

Ia seringkali menaruh mushaf di wajahnya sembari berujar, “Ini adalah Kitab Tuhanku. Ini adalah Kitab Tuhanku."

Abu Bakar  pernah menugaskannya sebagai pemimpin pasukan ke wilayah Amman, lalu ke Yaman, kemudian ke Syam,dalam rangka untuk menumpas orang-orang murtad.

Dalam perang Al-Yarmuk, Ikrimah berorasi di hadapan para pasukan, “Siapa di antara kalian yang siap berjanji akan berjuang sampai titik darah penghabisan?" Setelah itu 400 prajurit bersedia melakukan janji dan akhirnya mereka memperoleh kemenangan gemilang dalam pertempuran tersebut.

Ia gugur sebagai pahlawan syahid dalam perang Al-Yarmuk tahun 13 H pada masa pemerintahan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Di jasadnya terdapat lebih dari 70 luka bekas tikaman pedang, tombak, dan anak panah. 

patuhilah perintahnya; dan berikanlah apa yang dimintanya."

Hudzaifah adalah inteligen Nabi yang ditugaskan untuk memata-matai perihal orang-orang munafik. Tugas ini tidak diketahui oleh seorang pun selain Beliau. Ketika Umar aakan menugaskan seseorang menjadi gubernur, ia pasti bertanya terlebih dahulu kepada Hudzaifah , apakah orang yang ditunjuknya termasuk orang munafik atau tidak. "Tidak",jawab Hudzaifah. “Apakah di antara para pembantuku adalah dari kalangan munafik?” tanya Umar. “Ya, satu orang”, jawab Hudzaifah. Setelah sekian lama berlalu, Umar a menanyakan hal ini kepada Hudzaifah a. Hudzaifah menjawab, “Anda telah mencopot jabatannya."

Ketika ada seseorang yang meninggal, Umar selalu menanyakan Hudzaifah. Bila Hudzaifah menghadiri shalat jenazahnya, maka Umar langsung menshalatkan jenazah tersebut. Jika tidak, Umar tidak menshalatkannya.

Ia pernah menjabat sebagai wakil panglima Nu'man bin Muqrin dalam perang Nahrawand. Ia mengambil panji setelah Nu'man gugur sampai akhirnya kemenangan dapat diraih tahun 22 H. Ia juga berhasil membebaskan kota Sanadan, Hamadan,dan Ray.

Ia memilih Kufah sebagai ibu kota baru bagi kaum muslimin yang berada di wilayah Persia dan Irak.

Ketika akan meninggal, ia mengatakan, “Selamat datang maut, kekasih yang datang karena rindu. Aku tidak menyesali kedatanganmu." Ia meninggal tahun 36 H.

Ia meriwayatkan 225 hadits dari Nabi


Qa'Qa' ibnu Amr

Nama lengkapnya Qa'qa' bin Amr At-Taimi, seorang penyair Arab terkemuka. Ia termasuk pemimpin pasukan berkuda dan pahlawan Arab di masa jahiliyah dan masa Islam.

Ia adalah saudara Ashim bin Amr At-Taimi, seorang penyair dan penunggang kuda yang handal.

Ia pernah mengatakan, "Rasulullah pernah bertanya kepada saya, “Apa yang telah kamu siapkan untuk berjihad? “Taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta seekor kuda”, jawab saya. “Itu merupakan persiapan yang paling maksimal", kata Beliau.

Abu Bakar pernah mengatakan, "Orasi Qa'qa' di hadapan para prajurit lebih baik dari 1000 prajurit."

Khalid bin Walid pernah meminta bala bantuan kepada Abu Bakar saat mengepung kota Al-Hirah. Kemudian Abu Bakar mengutus Qa'qa' bin Amr sambil berkata, “Tidak ada satu pasukan musuh pun yang akan dapat mengalahkan orang seperti dia."

Ia bergabung bersama pasukan Ali bin Abi Thalib dalam perang Shiffin dan perang Al-Jamal.

Ia berdomisili di Kufah dan ikut dalam perang Al-Yarmuk dan perang Al-Qadisiyah. Ia pernah berhasil membebaskan Damaskus, Mesir, dan sebagian besar wilayah Persia.

Dalam perang Al-Yarmuk,Khalid bin Walid menyuruh Qa'qa' dan Ikrimah untuk mengobarkan api perang untuk memulai pertempuran.

Ia adalah salah satu di antara empat orang yang diutus Umar bin Khahthabuntuk membantu pasukan yang dipimpin Amr ibnu Ash di Mesir. Saat itu, Amr bin Ash meminta bala bantuan untuk membebaskan wilayah Mesir. Dalam surat yang ditulis Umar kepad a Amr bin Ash tertulis, “Aku utus kepadamu beberapa orang prajurit, di mana satu prajurit di antara mereka sebanding dengan 1000 prajurit." Di tangan mereka, wilayah Mesir akhirnya berhasil dibebaskan.

Dalam perang Al-Qadisiyah, iring-iringan gajah Persia mengganggu pasukan berkuda kaum muslimin. Kuda yang ditunggangi lari karena takut dengan gajah. Qa'qa' menyusun taktik untuk menghadapinya. Ia mendatangkan beberapa ekor onta dan menghiasinya dengan kain wool tebal dan kulit, lalu dipasang berguk, sehingga satu ekor onta dapat menutupi satu prajurit dan seekor kuda. Onta yang dihiasi itu mirip dengan gajah. Prajurit yang menunggangi onta itu meloncat ke pasukan berkuda musuh, lalu membunuhnya. Kuda yang ditunggangi musuh takut terhadap onta yang dihiasi tersebut. Pasukan muslim yang lain juga mengikuti taktik yang digunakan Qa'qa' dan akhirnya taktik inilah yang menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pasukan kaum muslimin meraih kemenangan dalam pertempuran ini.

Dalam perang Al-Qadisiyah, Qa'qa' berhasil membunuh Rustam, panglima perang tentara Persia.

Umar bin Al-Khathab pernah menulis sepucuk surat kepada Sa'ad bin Abi Waqqash . Dalam surat itu, Umar bertanya, “Siapa pasukan berkuda yang paling hebat dalam perang Al-Qadisiyah?" Sa'ad membalas surat tersebut dan berkata, “Aku tidak melihat prajurit yang sehebat Qa'qa' bin Amr. Dalam satu hari, ia menyerang musuh sebanyak tiga puluh kali. Dalam setiap serangan, ia berhasil membunuh satu prajurit musuh."

Ia juga berhasil merampas pedang milik Herculee,raja Romawi; perisai milik Bahram, raja Persia; perisai milik Khaqan; perisai dan pedang milik Na'mam. Dalam berbagi momentum, ia seringkali memakai pedang milik Herculee dan perisai milik Kisra sebagai perhiasan.

Dalam pembebasan Al-Madain, Sa'ad bin Abi Waqqash aberdo'a memohon keselamatan dan pertolongan dari Allah . Sa'ad adalah salah satu sahabat Nabi yang do'anya dikabulkan Allah 5. Dalam perang ini, tidak ada satu pasukan muslim pun yang gugur. Hanya ada satu pasukan yang terjatuh dari kuda tunggangannya, yaitu Qa'qa' bin Amr.

Dalam pertempuran Jalula, Sa'ad bin Abi Waqqash menugaskan Qa'qa' adi garis depan pasukan atas instruksi dari khalifah Umar bin Al-Khathab.

Dalam pertempuran di Nahrawand, pasukan Persia berhasil mengepung pasukan garis belakang kaum muslimin. Saat itu, Nu'man bin Muqrinmenyuruh Qa'qa'untuk menerapkan strategi bersama beberapa personil pasukan berkuda. Strategi ini diterapkan Qa'qa' dengan cermat. Ia memanah pasukan Persia, lalu mundur ke belakang. Pasukan Persia mengejarnya, lalu ia mundur. Pasukan Persia terus mengejarnya.Ia menampakkan bahwa dirinya lari karena kejaran mereka sampai akhirnya seluruh pasukan Persia turut mengejarnya. Setelah itu, baru pasukan kaum muslimin menyerang mereka.

Pada akhir perang Nahrawand, Qa'qa' melihat Fairuzan, panglima pasukan Persia, lari ke puncak bukit. Qa'qa' membuntutinya dari belakang. Karena jalan di bukit sulit dilalui, Fairuzan turun dari hewan tunggangannya.Qa'qa'pun turun dari kudatunggangannya dan mengejar Fairuzan hingga akhirnya ia berhasil membunuhnya. 

Ali bin Abi Thalib pernah mengutusnya untuk menemui Thalhah dan Zubair adalam perang Al-Jamal. Mereka akhirnya berdamai setelah mendengar apa yang disampaikan oleh Qa'qa'.

Ia meninggal tahun 40 H.

insyouf.com
insyouf.com Religi dan Motivasi + Wawasan

Posting Komentar untuk "Kisah Ikrimah bin Abi Jahal dan Qa'Qa' ibnu Amr"