Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Ka'ab bin Malik dan Tsumamah bin Utsal

kaab bin malik dan tsumamah bin utsal

Ka'ab bin Malik

Nama lengkapnya Ka'ab bin Malik bin Amr bin Qain Al-Anshari As-Salami Al-Khazraji, biasa dipanggil Abu Abdillah. Ia termasuk seorang penyair terkemuka dan termasuk penyair Rasulullah.

Ia ikut dalam Bai'at 'Aqabah II bersama orang-orang Anshar.

Rasulullah mempersaudarakannya dengan Thalhah bin Abdullah.

Rasulullah mempunyai tiga orang penyair, dan Ka'ab bin Malik salah satu di antaranya.

Nabi  pernah mengatakan kepada Ka'ab,“Anda benar-benar memiliki sya'ir yang sangat bagus.” Tentang sya'ir-sya'ir Ka'ab, Beliau mengatakan,“Sungguh sya'irmu ini lebih dahsyat dari tikaman anak panah."

Tatkala turun firman Allah, “Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat". (Asy-Syu'ara': 224), Ka'ab langsung menemui Rasul dan bertekad untuk berhenti melantunkan sya'ir. Rasulullah lalu mengatakan kepadanya, “Seorang mukmin itu dapat berjuang dengan pedang dan lisannya."

Ibnu Sirin apernah menuturkan, “Aku pernah mendapat berita bahwa kabilah Dus masuk Islam karena takut dengan ucapan Ka'ab dalam bait sya'irnya:

Kami telah membinasakan penduduk Tahamah dan Khaibar. Kemudian kami kumpulkan semua pedang (senjata) milik mereka.

Kami bertanya kepada pedang-pedang itu, seandainya pedang-pedang itu dapat berbicara, maka mereka menjawab akan menebas leher orang-orang Dus dan Tsaqif.

Dalam perang Uhud, Ka'ab mengenakan perisai (baju besi)milik Nabi yang berwarna kuning, dan Beliau mengenakan perisai milik Ka'ab .Dalam perang ini, Ka'ab terkena 11 luka.

Ia absen (tidak mau ikut) dalam perang Tabuk. Lalu turunlah firman Allah, “Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan tobat) 

  

mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa merekapun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah,melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima tobat mereka agar mereka tetap dalam tobatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang." (At-Taubah:118) Kemudian Nabi mengatakan kepada Ka'ab, “Aku beritakan kabar gembira untukmu tentang hari terbaik yang pernah kamu lewati semenjak kamu dilahirkan ibumu." “Apakah itu kabar gembira dari Anda, wahai Rasulullah", tanya Ka'ab. “Kabar gembira dari sisi Allah”, jawab Nabi. “Demi Allah, Allah tidak menganugerahkan nikmat yang paling besar kepadaku (setelah masuk Islam),kecuali pembenaranku terhadap utusan Allah", kata Ka'ab.

Ketika terjadi pemberontakan terhadap politik pemerintahan Utsman bin Affan, Ka'ab  tampil membela Utsman a dan mendorong rakyat untuk membelanya.

Ia menghindari gejolak politik yang terjadi antara Ali bin Abi Thalib dengan Mu'awiyah bin Abi Sufyan.

Ia mengalami kebutaan di fase akhir dari kehidupannya.

Ia meriwayatkan 80 hadits dari Nabi . Di antaranya, Nabi bersabda, “Tiada dua ekor srigala yang lapar yang digiring pada seekor kambing lebih merusak daripada ketamakan seseorang terhadap harta dan kemuliaan bagi agamanya."(HR. At-Tirmidzi)

Ia memiliki kumpulan sya'ir yang telah dikompilasikan oleh Sami Al-'Ali di Baghdad.

Ia meninggal tahun 50 H.


Tsumamah bin Utsal

Nama lengkapnya Tsumamah bin Utsal bin Nu'man Al-Yamani, biasa dipanggil Abu Umamah.

Ia termasuk pemimpin Bani Hanifah dan raja yang pernah memerintah kerajaan Al-Yamamah. Sebelum masuk Islam, ia pernah berupaya untuk membunuh Nabi .Tindakan ini mendapat pujian dari pamannya.

Dalam sebuah pertempuran, ia pernah membunuh beberapa orang sahabat Nabi. Nabi pun saat itu menghalalkan darahnya untuk dibunuh.

Suatu hari, ia bermaksud untuk ziarah ke Ka'bah dalam rangka untuk mempersembahkan kurban kepada berhala-berhala yang terpajang di sana. Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan pasukan kaum muslimin yang keluar untuk sebuah misi perang. Tsumamah pun ditawan. Saat itu, pasukan kaum muslimin tidak mengenal Tsumamah. Ketika pasukan kaum muslimin menghadap Nabi , Beliau langsung mengenal orang yang sedang ditawan. Beliau menyuruh untuk memperlakukan sang tawanan dengan baik dan memberinya makan.

Nabi  pun mendatangi Tsumamah dan bertanya, "Apa yang ada padamu, wahai Tsumamah?" Tsumamah menjawab, “Aku memiliki banyak kebaikan (harta), wahai Muhammad. Jika Anda akan membunuhku berarti Anda membunuh orang yang pernah membunuh beberapa orang sahabatmu. Jika Anda memaafkanku, berarti Anda memberi maaf kepada orang yang bersyukur. Jika Anda menginginkan harta, maka kemukakanlah berapa yang Anda inginkan." Sesudah itu, Nabi membiarkan Tsumamah selama dua hari. Kemudian Beliau bertanya berkali-kali kepada Tsumamah seperti pertanyaan sebelumnya, dan jawaban Tsumamah tetap seperti jawaban sebelumnya. Kemudian Beliau membiarkan Tsumamah selama tiga hari dan bila Beliau bertanya, jawaban Tsumamah tetap sama. Beliau kemudian menyuruh para sahabatnya untuk membebaskan Tsumamah. Para sahabat pun membebaskannya.

Tatkala Tsumamah sampai di pinggiran kota Madinah, tepatnya di Baqi', ia bersuci dan kembali kepada kaum muslimin sembari mengikrarkan diri masuk Islam.

Setelah masuk Islam, ia menemui Rasul. Di hadapan Rasulullah, ia mengatakan, “Wahai Muhammad, demi Allah, dulu wajah Anda-lah wajah yang paling kubenci di muka bumi ini, tapi sekarang wajah Anda-lah wajah yang paling kucintai. Demi Allah, dulu agama Anda-lah agama yang paling kubenci, tapi sekarang agama Anda-lah agama yang paling kucintai. Demi Allah, dulu daerah Anda lah daerah yang paling kubenci, tapi sekarang daerah Anda-lah daerah yang paling kucintai.” Selanjutnya Tsumamah mengatakan, “Dulu aku pernah membunuh beberapa orang sahabat Anda, 

  

lantas hukuman apa yang hendak Anda berikan kepada saya?” Rasulullah menjawab,“Tidak ada celaan atasmu, wahai Tsumamah. Sesungguhnya Islam telah mengampuni kesalahan yang pernah Anda lakukan sebelum Anda masuk Islam." Kemudian Nabi menyampaikan kabar gembira tentang kebaikan yang dianugerahkan Allah untuknya karena ia telah masuk Islam. Tsumamah lalu berujar, “Demi Allah, aku akan membunuh pasukan musyrik beberapa kali lipat dari jumlah sahabat Anda yang pernah aku bunuh. Aku akan berjuang dengan jiwa dan pedangku ini bersama para pengikutmu untuk menolong Anda dan menolong agama Anda."

Rasulullah pernah memberinya izin untuk menunaikan umrah. Ia telah lama berniat untuk melakukan umrah. Karena itu, ia adalah muslim pertama yang memasuki kota Makkah untuk memenuhi panggilan-Nya. Saat itu,tidak ada seorang pun di antara orang-orang musyrik yang berani mengganggunya menjalankan umrah. Sebab, mereka khawatir Tsumamah adan kaumnya akan memutuskan pasokan bahan makanan kepada mereka.Saat itu, orang-orang musyrik tetap mengganggunya, lalu Tsumamah mengatakan kepada mereka, "Aku bersumpah atas nama Tuhannya Ka'bah ini. Setelah aku kembali ke Al-Yamamah, maka tidak akan ada sebiji gandum dan hasil-hasil bumi Al-Yamamah yang akan sampai kepada kalian, hingga orang yang terakhir di antara kalian mengikuti Muhammad."

Orang-orang kafir Quraisy nyaris binasa kerena kelaparan setelah terputusnya pasokan bahan makanan dari Al-Yamamah. Kemudian mereka mengutus delegasi untuk menemui Nabi  dan memohon agar Beliau meminta Tsumamah akembali memasok bahan makanan ke Makkah. Beliau pun menulis sepucuk surat kepada Tsumamah agar Tsuamamah memasok kembali bahan makanan ke Makkah.

Ia ikut berperang bersama kaum muslimin dalam menumpas orang-orang murtad.

Ia juga berhasil membunuh Musailamah Al-Kadzzab dan memperingatkan Bani Hanifah yang menjadi pengikut Musailamah.

insyouf.com
insyouf.com Religi dan Motivasi + Wawasan

Posting Komentar untuk "Kisah Ka'ab bin Malik dan Tsumamah bin Utsal"