Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Ady bin Hatim dan Ibnu Ummi Maktum

ady bin hatim dan ibnu ummi maktum

Ady bin Hatim

Nama lengkapnya 'Adiy bin Hatim bin Abdullah bin Sa'ad bin Hasyraj Ath-Tha'i, biasa dipanggil Abu Tharif. Sebelum masuk Islam, ia menganut agama Nasrani. 

Ia adalah sosok yang terkenal dermawan, mulia, dan terpandang di tengah-tengah kaumnya dan di kalangan Arab.

Ayahnya, Hatim Ath-Tha'i, adalah sosok yang terkenal sangat dermawan di kalangan arab.

Ia datang berkunjung kepada Nabi  tahun 9 H, lalu ia mengikrarkan diri masuk Islam di hadapan Beliau.

Rasulullah sangat menghormatinya bila ia datang menemui Beliau.

Ia pernah datang ke Madinah untuk menemui Abu Bakar sambil membawa hasil pungutan zakat dari kaumnya pasca wafatnya Nabi atau pasca perang menumpas orang-orang murtad.

Ia pernah mengatakan, “Tidak pernah masuk waktu shalat, melainkan aku selalu rindu padanya."

Suatu hari,ia menemui Umar bin Al-Khathab dan bertanya,"Wahai Amirul Mukminin, apakan Anda masih mengenalku?"Umar menjawab, "Tentu, aku masih mengenal Anda dengan baik. Anda masuk Islam di saat kaummu masih kafir, Anda mengenal Islam di saat mereka mengingkarinya, Anda menunaikan amanah di saat mereka mengkhianatinya, dan Anda maju ke garda depan di saat mereka melarikan diri dari medan tempur. "Cukup,cukup, wahai Amirul Mukminin”, kata 'Adi.

Ia pernah ikut dalam ekspedisi untuk membebaskan wilayah Irak, perang Al-Qadisiyah,dan perang Al-Jisr.

Asy'ats bin Qais  pernah mengirim seorang utusan untuk menemui 'Adi bin Hatim dalam rangka untuk meminjam beberapa kantong air minum milik Hatim. 'Adi pun mengisi semua kantong air tersebut. Setelah sampai, Asy'ats mengutus seorang utusan kepada 'Adia untuk memberitahu bahwa mereka menginginkan kantong air dalam keadaan kosong. Lalu 'Adi a mengutus seorang utusan dan memberitahu bahwa mereka tidak akan meminjamkan kantong air dalam keadaan kosong.

Ia ikut dalam perang Shiffin dan bergabung bersama pasukan Ali bin Abi Thalib .

Ia tinggal di Kufah. Ia meriwayatkan 66 hadits dari Nabi. 

Ia meninggal tahun 67 H.

"Jika Anda tetap ingin memperluas bangunan masjid itu, maka aku akan mewakafkan lahan itu bagi kaum muslimin dalam rangka untuk memperluas bangunan fisik masjid."

Ia meriwayatkan 35 hadits dari Nabi .

Ia mengalami kebutaan pada fase akhir kehidupannya.

Ia meninggal tahun 32 H.


Ibnu Ummi Maktum

Nama lengkapnya Abdullah bin Qais bin Zaidah bin Al-Asham. Ibunya adalah 'Atikah, biasa dipanggil Ummi Maktum.

Ia adalah orang buta yang terkenal pemberani. Ia termasuk orang yang mula-mula masuk Islam di Makkah dan orang pertama di antara tujuh orang yang berani menampakkan kelslamannya di Makkah.

Ia hijrah ke Madinah pasca perang Badar. Ia adalah muadzin kedua Rasulullah setelah Bilal bin Rabah.

Rasulullah menugaskannya sebagai pengganti Beliau untuk mengimami shalat kaum muslimin di Madinah saat Beliau berangkat ke medan perang.

Suatu hari, ia datang menemui Rasulullah dalam rangka untuk belajar Al-Qur'an kepada Beliau. Saat itu, Beliau sedang berbicara dengan tiga orang pemuka Quraisy dengan pengharapan mereka bertiga mau masuk Islam. Lalu Beliau berpaling muka dan bermuka masam terhadap Ibnu Ummu Maktum. Lalu turunlah firman Allah, “Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling muka, karena telah datang seorang buta kepadanya." ('Abasa:1-2)

Tatkala turun firman Allah, “Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut perang", Ibnu Ummu Maktum bertanya-tanya, “Apakah aku termasuk orang yang diberi dispensasi (rukhsah)?” Lalu turunlah firman Allah,"Yang tidak mempunyai uzur." (An-Nisa': 95)

Rasulullah sangat menghormatinya dan Beliau selalu me-nanyakan tentang kebutuhannya. Kalau ia datang, Beliau mengatakan,"Selamat datang orang yang Tuhanku menegurku karenanya."

23 Penduduk Madinah memanggilnya dengan nama Abdullah, sementara penduduk Irak memanggilnya dengan nama'Amr. 

Meski mendapat dispensasi untuk tidak ikut perang, ia tetap ikut ke medan perang dan berkata, “Berikanlah kepadaku panji! Karena aku seorang buta dan tidak mampu untuk lari, maka tempatkanlah aku di antara dua barisan pasukan."

Ia ikut dalam perang Al-Qadisiyah. Saat itu, ia membawa panji berwarna hitam dan mengenakan perisai dan maju ke medan tempur.

Ia meriwayatkan 3 hadits dari Nabi.

Ia meninggal di Madinah tahun 23 H.

insyouf.com
insyouf.com Religi dan Motivasi + Wawasan

Posting Komentar untuk "Kisah Ady bin Hatim dan Ibnu Ummi Maktum"