Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Ahmad Yasin dan Abdul Aziz Ar-Rantisi

ahmad yasin dan abdul aziz ar rantisi

Ahmad Yasin

Nama lengkapnya adalah Ahmad Ismail Yasin.

Lahir pada tahun 1938 di desa Jurah yang terletak di sebelah selatan kota Ghaza, Palestina.

Dia adalah seorang guru bahasa Arab dan Pendidikan Islam.

Seluruh tubuhnya mengalami kelumpuhan disebabkan karena mengalami kecelakaan ketika sedang melakukan suatu olahraga.

Dia adalah Ketua Dewan Urusan Islam di Ghaza.

Setelah negara Arab mengalami kekalahan dari pasukan Israel tahun 1967, dia selalu berceramah di masjid-masjid untuk mengajak umat Islam bersama-sama mengusir penjajah Israel. Di samping itu, dalam ceramah-ceramahnya dia juga selalu mengajak umat Islam untuk melakukan jihad.

Ide-idenya selalu mempunyai peranan yang besar dalam pendirian beberapa lembaga kemasyarakatan di Palestina, seperti, Lembaga Pengumpul Zakat, Lembaga Perdamaian untuk menyelesaikan persengketaan yang terjadi antar warga, Sekolah Islam,Lembaga Sosial dan lain-lainnya.

Pada tahun 1983, pasukan Israel menangkap Syaikh Ahmad Yasin dengan tuduhan pemilikan senjata ilegal dan menghasut masyarakat untuk mengusir orang-orang Yahudi. Selain dua tuduhan tadi dia juga dituduh sebagai pemimpin kelompok Hamas dan melakukan serangkaian serangan terhadap kepentingan-kepentingan Israel. Israel menjatuhkan kepadanya hukuman penjara selama tiga belas tahun.

Pada tahun 1985, dia dibebaskan dalam rangka pertukaran tawanan antara Israel dan P.L.O. (Organisasi Pembebasan Rakyat Palestina).Saat dibebaskan, dia baru dipenjara selama sebelas bulan.

Disebabkan adanya serangkaian tindak kekerasan yang sering terjadi, maka pada tahun 1989 Syaikh Ahmad Yasin ditangkap lagi.

Di dalam penjara Israel dia menerima berbagai siksaan yang sangat keji dan kejam. Dengan segala siksaan yang ia terima, dia tetap tabah walaupun kondisinya lumpuh. Dia rela mengalami demikian karena ingin membela agama-Nya, memperjuangkan negara Palestina dan demi kembalinya negeri yang dijajah.

Pada tahun 1991, dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh pengadilan militer.

Pada tahun 1997,dia dibebaskan oleh pemerintah Israel. Dia dibebaskan oleh pemerintah Israel karena adanya pertukaran tawanan antara pemerintah Israel dengan kelompok Hamas. Pemerintah Israel bersedia membebaskan Ahmad Yasin dengan syarat kelompok Hamas juga bersedia membebaskan dua anggota Mosad. Dua anggota Mosad tersebut adalah yang melakukan usaha pembunuhan terhadap Khalid Masy'al yang menjabat sebagai Ketua Kantor Urusan Politik Hamas di Yordania. Dengan izin Allah usaha tersebut gagal. Sesampainya Ahmad Yasin di jalur Ghaza orang-orang menyambutnya dengan suka cita.

Di antara ucapannya yang terkenal adalah, "Tanah Palestina adalah merupakan waqaf milik umat Islam. Tiak ada seorangpun yang boleh membiarkannya lepas walaupun hanya sejengkal tanah." 

Dia menolak semua kesepakatan dan perundingan damai antara Israel dengan Palestina. Kesepakatan dan perundingan damai yang ia tolak seperti,kesepakatan Sholtez, Baker, Rencana perdamaian Shamir, perundingan damai Madrid dan Washington serta kesepakatan Jalur Ghaza dan Yericho.

Amerika Serikat menempatkan kelompok Hamas pimpinan Ahmad Yasin sebagai kelompok teroris. Amerika Serikat menganggap perjuangan Hamas di Palestina melawan Israel adalah merupakan suatu kejahatan. Oleh karena itu, pemerintah Amerika Serikat meminta kepada Sharon untuk menghancurkan kelompok Hamas dengan cara apapun.

Israel telah beberapa kali melakukan usaha pembunuhan terhadap syaikh Ahmad Yasin. Pada tanggal 6 September 2003, pesawat tempur Israel menyerang sebuah rumah yang ditempati oleh Ahmad Yasin. Dalam penyerang tersebut Ahmad Yasin selamat dari usaha pembunuhan.

Dalam suatu usaha pembunuhan yang terjadi pagi hari tanggal 22 Maret 2004, Israel baru mampu berhasil membunuhnya.

Usaha pembunuhan terhadap syaikh Ahmad Yasin adalah ketika dia baru keluar dari masjid Al-Mujama' Al-Islami yang ia dirikan di kota Ghaza. Setelah selesai melakukan shalat Shubuh, pasukan Israel melepaskan tiga roket yang salah satunya mengenai langsung tubuh Ahmad Yasin.

Tidak jauh dari kejadian tersebut, darah Ahmad Yasin berceceran di sebuah jalan yang terletak antara rumah dan masjid. Dagingnya hampir berceceran di semua bagian-bagian tembok rumahnya yang terdiri dari dua lantai yang terletak di sebelah timur jalan. Pecahan-pecahan kursi rodanya berubah menjadi abu yang dipenuhi dengan darah. Sebuah mobil jeep warna hijau yang diparkir di depan pintu salah satu penduduk juga hancur. Potongan daging dan darah syaikh Ahmad Yasin juga berceceran di mobil tersebut. Beberapa keluarga dan pegawai ambulance mengumpulkan daging-daging yang berceceran di atas rumah-rumah yang berdekatan.

Gugur bersama syaikh Ahmad Yasin sembilan orang Palestina dan lima belas yang lain mengalami luka-luka. Dua puteranya juga mengalami luka-luka dalam tragedi tersebut. Di Palestina diadakan acara berkabung Nasional atas kematian syaikh Ahmad Yasin. 

  

Abdul Aziz Ar-Rantisi

Nama lengkapnya adalah Abdul Aziz Abdul Hafidz Ar-Rantisi.

Lahir pada tanggal 23 Oktober 1947 di desa Bina yang terletak antara Askalan dan Yafa.

Setelah terjadi peperangan tahun 1948, keluarganya mengungsi ke camp(perkemahan) Khan Yunis yang dikhususkan bagi para pengungsi Palestina.Bersama keluarganya dia menetap di Khan Yunis dan usianya waktu itu baru enam bulan.

Dia mempunyai sembilan saudara laki-laki dan dua saudara perempuan.

Abdul Aziz Ar-Rantisi lulus SMA tahun 1965. Dia berhasil menyelesaikan kuliahnya tahun 1972 di Fakultas Kedokteran Universitas Iskandariah. Setelah itu dia meneruskan ke jenjang Magister di Universitas yang sama pada bidang kedokteran anak sampai selesai.

Pada tahun 1976, dia diangkat sebagai dokter tetap di Rumah Sakit Naser.

Dia menikah dan dikaruniai enam orang anak yang terdiri dari dua putera dan empat puteri.

Doktor Ar-Rantisi menduduki berbagai jabatan. Jabatan yang pernah ia duduki adalah anggota Lembaga Administrasi dalam Dewan Lembaga Urusan Islam dan anggota Himpunan Dokter Arab di jalur Ghaza serta anggota Bulan Sabit Merah Palestina.

Sejak didirikan Universitas Islam di Ghaza tahun 1987, dia menjadi staf pengajar pada universitas tersebut. Dia mengajar ilmu pertanian, waris, dan ilmu tentang parasit.

Pada tahun 1983, dia ditangkap oleh Israel karena menolak untuk membayar pajak kepada mereka. Pada tahun 1988, dia dipenjara lagi selama dua puluh satu hari.

Pada tahun 1987, Abdul Aziz Ar-Rantisi bersama para aktivis gerakan Islam di Jalur Ghaza membentuk Hamas (Harakah Muqawamah Islamiyah).

Pada 4 Februari 1988, dia ditangkap untuk yang ketiga kalinya dan dipenjara selama dua setengah tahun. Dia dipenjara dengan tuduhan ikut dalam pergerakan melawan Israel. Dia dibebaskan pada tanggal 4 September 1990.Pada tanggal 14 Desember 1990 dia ditangkap lagi dan dipenjara selama setahun sebagai sangsi administrasi.

Pada tanggal 17 Desember 1991, Abdul Aziz Ar-Rantii diusir ke wilayah Libanon bagian selatan oleh pemerintah Israel. Dia diusir bersama 400 orang dari para aktivis dan kader kelompok Hamas dan jihad Islami. Dia tampil sebagai juru bicara resmi mereka. Mereka tetap berada di camp (perkemahan) Al Audah di daerah penggembalaan Az-Zuhur.Hal ini sengaja mereka lakukan untuk mendesak negara Zionis memulangkan ke negeri asalnya.

Sekembalinya Abdul Aziz Ar-Rantisi dari penggembalaan Az-Zuhur, pihak Israel langsung menangkapnya. Pengadilan militer menjatuhkan hukuman penjara kepadanya. Dia dipenjara oleh pemerintah Israel sampai pertengahan tahun 1997.

Abdul Aziz Ar-Rantisi adalah merupakan salah seorang pendiri Hamas di Jalur Ghaza pada tahun 1987. Dia adalah orang yang pertama kali dari pimpinan Hamas yang dipenjara. Dia dipenjara oleh Israel setelah adanya Intifadhah (perjuangan) rakyat Palestina yang pertama pada tanggal 9 Desember 1987. Pada tahun 1988, dia ditangkap kembali dan ditahan selama dua puluh satu hari. Penangkapan tersebut terjadi setelah adanya baku hantam antara dirinya dengan pasukan Israel yang ingin mendobrak kamar tidurnya. Dia terlibat baku hantam untuk menghalangi mereka memasuki kamar. Akhirnya mereka berhasil menangkapnya tanpa memasuki kamar.

Selang sebulan dari pembebasannya, dia ditangkap kembali oleh pemerintah Israel pada tanggal 4 Maret 1988. Dia dipenjara oleh pemerintah Israel selama dua setengah tahun. Pemerintah Israel menuduhnya ikut mendirikan dan sekaligus memimpin kelompok Hamas. Alasan lain di balik penangkapannya adalah penyebaran selebaran untuk perjuangan rakyat Palestina. Dalam investigasi yang dilakukan oleh Israel dia tidak mengakui semua tuduhan. Israel memenjarakan Abdul Aziz Ar-Rantisi berdasarkan Undang-Undang Tamir. Israel baru membebaskan ia pada tanggal 4 September 1990. Baru 100 hari dia menghirup udara bebas, pada tanggal 1 Desember 1990 dia ditangkap lagi. Dia kemudian dipenjara selama setahun sebagai sanksi administrasi.

Pada tanggal 17 Desember 1992, Abdul Aziz Ar-Rantisi diusir lagi oleh Israel ke wilayah Libanon Bagian Selatan. Dia diusir bersama 416 mujahid dari para aktivis dan kader kelompok Hamas dan Jihad Islami. Dia menjadi juru bicara resmi orang-orang yang diusir tersebut. Mereka tetap tinggal di camp (perkemahan) Al Audah di daerah penggembalaan Az Zuhur. Hal ini sengaja mereka lakukan untuk mendesak Israel agar mau memulangkan mereka dan sebagai penolakan atas pengusiran. Usaha mereka ini berhasil untuk menggagalkan keputusan pengusiran. Akhirnya mereka bisa kembali ke tanah air dan membuang jauh-jauh kemungkinan adanya pengusiran lagi sampai hari ini.

Sekeluarnya dari penjara, dia langsung memainkan peranannya dalam memimpin Hamas. Dia berusaha dengan keras untuk mempertahankan keberadaan bangsa Palestina dan tujuan-tujuan kelompok Hamas. Dia juga mensuport rakyat Palestina untuk kembali bangkit, tetapi hal ini tidak mendapatkan tanggapan dari pemerintah Palestina.Pada tahun 1996, kelompok Hamas mendapatkan pukulan yang telak dari pemerintah Palestina. Baru setahun dia dibebaskan oleh Israel, pada tanggal 10 April 1998,pemerintah Palestina langsung menangkapnya lagi karena adanya tekanan dari Israel. Hal ini diketahui setelah adanya pengakuan dari beberapa pejabat keamanan pemerintah Palestina. Abdul Aziz Ar-Rantisi dibebaskan setelah lima belas bulan dipenjara. Alasan pembebasannya adalah karena kematian ibunya. Setelah itu dia ditangkap lagi sebanyak tiga kali secara berturut-turut. Di dalam penjara ia mogok makan supaya dibebaskan. Ketika sebuah penjara milik pemerintah Palestina diserang oleh pasukan Israel dia sedang berada di dalam sel yang terkunci dalam penjara tersebut. Pada saat terjadi serangan, penjara tersebut dikosongkan dari para pejabat keamanan agar mereka selamat. Dia dipenjara oleh pemerintah Palestina selama dua puluh tujuh bulan.

Setelah itu, pemerintah Palestina sudah berusaha dua kali untuk menangkapnya.Usaha pemerintah tersebut selalu gagal karena adanya penjagaan yang ketat dari masyarakat terhadap rumahnya. 

Pada tahun 1990, Dr. Abdul Aziz Ar-Rantisi menamatkan hafalan Al-Qur'an di dalam penjara. Di dalam penjara dia berada satu sel dengan syaikh Ahmad Yasin. Dia mempunyai beberapa bait sya'ir. Bait-bait sya'irnya mengungkapkan bahwa tanah dan rakyat Palestina sangat kokoh bersemayam di hatinya. Dia adalah seorang penulis artikel-artikel dalam bidang politik. Artikel-artikelnya dimuat oleh puluhan majalah dan koran.

Sebagian hari-harinya dia habiskan di dalam penjara Israel. Di dalam penjara, Abdul Aziz Ar-Rantisi selalu ditempatkan seorang diri dan terisolir dari tahanan yang lain.

Pada hari Sabtu tanggal 25 Shafar 1425 H/17 Apil 2004 M, dia gugur sebagai syahid. Kejadian ini hanya berselang kurang dari satu bulan dari kematian gurunya syaikh Ahmad Yasin. Abdul Aziz Ar-Rantisi gugur sebagai syahid setelah pesawat tempur Israel menyerang mobilnya.

insyouf.com
insyouf.com Religi dan Motivasi + Wawasan

Posting Komentar untuk "Kisah Ahmad Yasin dan Abdul Aziz Ar-Rantisi"