Kisah Alal Al-Fasi dan Abul A'la Al-Maududi
Alal Al-Fasi
• Nama lengkapnya adalah Alal Abdul Wahid Abdul Salam Al-Majdzubi
Al-Fasi.
• Lahir pada tahun 1908 di kota Fas, Maroko.
• Alal Al-Fasi mempelajari Al-Qur'an dan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan bahasa Arab.
• Pada tahun 1923, dia berhasil memperoleh ijazah Diploma dari Universitas Al-Qurawiyyin.
• Alal Al-Fasi adalah yang orang yang mempunyai ide untuk mendirikan sekolah An-Nashiriyah. Sekolah tersebut khusus mempelajari ilmu-ilmu Agama. Dia juga merupakan salah seorang staf pengajar pada sekolah tersebut.
• Dia mendirikan organisasi rahasia yang diberi nama Front Perjuangan Nasional. Tujuan organisasi tersebut adalah untuk mengadakan perlawanan terhadap penjajah Perancis.
• Alal Al-Fasi sangat menentang penjajah Perancis. Oleh karena itu, dia dipenjara dan disiksa serta diasingkan ke kota Tazah, tetapi dia kemudian kembali ke Aljazair.
• Dia selalu berusaha untuk memberikan pemahaman kepada manusia tentang ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya.
Alal Al-Fasi adalah merupakan orang yang pertama kali mendirikan Organisasi Serikat Buruh. Tujuan organisasi tersebut adalah untuk memperjuangkan hak-hak mereka.
• Di Maroko, Alal Al-Fasi mendirikan Partai Kemerdekaan.
• Dia pernah pergi ke Perancis dan Mesir. Tujuan dari kepergiannya ke luar negeri adalah untuk memperjuangkan negaranya. Ketika dia ingin kembali ke negaranya, penjajah Perancis melarangnya.
• Di Universitas Al-Qurowiyyin dia mengajar di waktu sore hari. Di universitas tersebut, dia mengajar Sejarah Islam. Tujuan dia dalam mengajar sejarah Islam adalah untuk membangkitkan semangat perlawanan Islam terhadap kediktatoran dan kezhaliman.
• Dia selalu berhubungan dengan para pejuang dan tokoh-tokoh Islam yang berpengaruh seperti Amir Syakib Arselan.
• Penjajah Perancis selalu membujuknya dengan harta dan kedudukan, tetapi dia juga selalu menolak tawaran mereka.
• Ketika dia tidak diperbolehkan lagi untuk mengajar di Universitas Qurawiyyun, dia memindahkan tempat mengajar ke rumahnya. Penjajah Perancis mengasingkannya kembali ke negara Kabon selama sembilan tahun.
• Sekembalinya dari pengasingan, dia melakukan jihad dengan menggunakan senjata. Hal ini menyebabkan penjajah Perancis menangkapnya kembali.
• Ketika negaranya merdeka, Raja Muhammad V mengikutsertakannya dalam tim pembuat Undang-Undang negara.
• Dia diangkat sebagai Menteri Urusan Agama Islam.
• Alal Al-Fasi adalah merupakan anggota Dewan Bahasa Arab yang ada di Kairo.
• Dia juga merupakan anggota Dewan Pengetahuan yang ada di Damaskus. Dia adalah seorang penyair. Di antara sya'ir-sya'irnya adalah yang berjudul Tersisihnya Bahasa Al-Qur'an. Di bawah ini adalah merupakan bait-bait dari sya'ir tersebut,
Sampai kapan bahasa Al-Qur'an akan ditinggalkan? Dan sampai kapan orang-orang terus merendahkan martabatnya?
Di masa lampau, bahasa Al-Qur'an peranannya begitu dominan, kenapa sekarang orang-orang meninggalkannya?
Jika bahasa Al-Qur'an tidak lagi dianggap keberadaannya oleh manusia, atau mereka tidak lagi menggunakannya sebagai alat perjuangan.
Jika manusia tidak lagi mengetahui bahasa Dhadh (Al-Qur'an), atau mereka tidak memahami dengan sempurna bahasa tersebut.
• Ketika Alal Al-Fasi mendengar kekalahan orang-orang Arab dari Israel pada tahun 1967, dia berkata, "Allah itu pasti akan menolong sebuah pasukan perang yang dipimpin oleh komandan Sayyid Quthb."
• Alal Al-Fasi adalah merupakan stafpengajar pada Fakultas Al Huquq di Universitas Kairo.
• Di antara karangan-karangannya adalah Huna Al Qahirah, Difa' 'an Asy-Syari'ah, Maqasidu Asy-Syari'ah Al-Islamiyah wa Makarimaha dan Iain-Iain.
• Pada tahun 1974, Alal Al-Fasi meninggal dunia di kota Bucharest ketika sedang mengunjungi Rumania. Kematiannya disebabkan karena penyakit hati yang parah. Jenazahnya kemudian dibawa ke Rabat.
Abul A'la Al-Maududi
Namanya adalah Abul A'la Al-Maududi.
Lahir pada tahun 1903 di kota Aurangabad di wilayah Haidar Abad, India.
Dia berasal dari keluarga yang sangat terhormat. Keluarganya sangat terkenal dalam masalah keilmuan dan Agama.
Ayah Abul A'la Al-Maududi tidak memasukannya ke sekolah-sekolah yang didirikan oleh Inggris. Abul A'la Al-Maududi diajar sendiri oleh ayahnya di rumah.
Abul A'la Al-Maududi adalah pimpinan redaksi pada tiga koran yang besar di India. Koran-koran yang dipimpin oleh Abul A'la Al-Maududi adalah koran At Taj, Muslim dan koran Al-Jam'iyyah. Koran-koran tersebut selalu membela umat Islam di India.
Pada tahun 1923, Abul A'la Al-Maududi juga mendirikan majalah bulanan independen yang bernama Turjuman Al-Qur'an. Majalah tersebut mempunyai peranan yang besar dalam pergerakan Islam di semenanjung India.
Mahatma Ghandi sering mengeluarkan pernyataan yang menyudutkan Islam dan meragukan akan kebenaran risalah Islam yang suci. Mahatma Ghandi menuduh bahwa Islam disebarkan hanya melalui pedang. Abul A'la Al-Maududi membantah pernyataan-pernyataan Mahatma Ghandi tersebut dengan menulis sebuah buku yang sangat terkenal berjudul Al Jihadfi Al Islam.
Abul A'la Al-Maududi memberikan bantahan terhadap pemahaman orang-orang Qadiyani. Dia meminta pemerintah agar mengeluarkan para pengikut kelompok Qadiyani dari umat Islam karena bertentangan dengan Undang-Undang Negara. Dia kemudian menulis sebuah buku yang berjudul Al Masalah Al Qadiyaniyah. Dia juga sering mengkritik kebijaksanaan-kebijaksanaan Pemerintah. Karena perbuatannya itu, Abul A'la Al-Maududi hampir saja dijatuhi hukuman mati.
Dia juga memberikan bantahan terhadap orang-orang Zindik, para penyebar pemahaman yang keliru terhadap Islam dan kepada para pengingkar sunnah.
Dia pernah bertemu dengan penyair Muhammad Iqbal. Muhammad Iqbal kemudian membujuk Abul A'la Al-Maududi agar mau pindah ke Lahore untuk berjuang bersama-sama membangkitkan Islam.
Dia selalu memberikan spirit kepada umat muslim India sampai berdirinya negara Pakistan.
Pada tahun 1943, Abul A'la Al-Maududi dia mendirikan Jamaat Islami. Tujuan dari organisasi tersebut adalah untuk mengadakan revolusi total dalam kehidupan umat Islam berdasarkan pemahaman Islam yang benar dan bersih dari noda-noda yang didatangkan oleh orang-orang yang tidak senang pada Islam. Organisasi tersebut juga mengajak umat untuk menjadikan Islam sebagai undang-undang negara dan memilih pemimpin tanpa adanya perselisihan.
Abul A'la Al-Maududi menggunakan pengaruhnya dan juga organisasinya untuk membantu perjuangan rakyat Palestina.
Pada tahun 1948 dia dipenjara dan dibebaskan pada tahun 1950.
Pada tahun 1953, Abul A'la Al-Maududi juga dipenjara. Kemudian dia dibebaskan setelah berada di dalam penjara selama dua bulan. Pada tahun yang sama dia juga dipenjara lagi.
Pada tahun 1953, dia dijatuhi hukuman mati. Menanggapi hukuman tersebut dia berkata, "Kalau memang kematian itü adalah merupakan Kehendak Allah, saya menerimanya dengan senang hati. Kalau Allah belum menakdirkan saya untuk meninggal dunia sekarang, saya tidak mempedulikan apa yang mereka rencanakan. Sedikit pun mereka tidak bisa menimpakan bahaya kepadaku.” Kemudian hukuman mati tersebut diganti dengan hukuman penjara seumur hidup.
Pada tahun 1955, dia dibebaskan.
Pada tahun 1958, organisasinya yaitu Jamaat Islami dibubarkan. Keputusan tersebut kemudian dicabut karena dianggap bertentangan dengan Undang-Undang yang berlaku. Pada tahun 1964, para pemimpin Jama'at Islami dipenjara. Karena adanya tekanan dari masyarakat, akhirnya mereka dibebaskan.
Ketika kondisi kesehatan Abul A'la Al-Maududi mulai menurun, dia menyerahkan kepimpinanan Jamaat Islami kepada Ustadz Muhammad Thufail. Kemudian dia berkonsentrasi dalam bidang pemikiran Islam. Pada tahun 1961, dia membuat rencana yang matang untuk mendirikan sebuah universitas Islam di Madinah Munawarah.
Abul A'la Al-Maududi juga mendirikan organisasi Rabithah Alam Islami. Setelah penyerangan pasukan India ke Pakistan pada tahun 1965, dia menyerukan umat Islam untuk melakukan jihad. Abul A'la Al-Maududi juga mengancam dengan keras kekejaman pasukan India di wilayah Kashmir. Di samping itu, dia juga mengecam gencatan senjata antara para pejuang Kasymir dan pasukan India serta menolak perjanjian Tashkend.
Pada tahun 1967, Abul A'la Al-Maududi dipenjara selama dua bulan. Dia selalu menyatakan bahwa satu-satunya cara untuk membebaskan wilayah Islam adalah dengan jalan militer.
Di antara karangan-karangannya adalah Mabadi'u Al İslam, Al Hijab, Tafsiru Surati An Nur, Al]ihadufi Sabili/lahi, Tadzkiratu Du'ati Al İslam, Al Inqilab Al İslam dan lain-lain.
Pada tahun 1979, Abul A'la Al-Maududi meninggal dunia di kota New York, Amerika Serikat. Dia meninggal dunia setelah menjalani operasi perut. Maksud dari kepergiannya ke New York adalah untuk menengok puteranya.
Posting Komentar untuk "Kisah Alal Al-Fasi dan Abul A'la Al-Maududi"