Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Asad bin Furat dan Alab(Aleppo) Arsalan

asad bin furat dan alab arsalan

Asad bin Furat

Nama lengkapnya adalah Asad bin Furat bin Sinan.

Panggilannya adalah Abu Abdillah.

Lahir pada tahun 142 H di Hiran di wilayah Bani Bakar.

Dia adalah sahabat karibnya Bani Salim.

Asad ibnu Furat berasal dari Naisabur.

Ayahnya pernah pergi ke Qairuwan bersama pasukan Muhammad bin Asy'ats.Dalam perjalanan tersebut ayah Asad ibnu Furat membawanya dan dia masih kecil. Masa kecilnya, dia tinggal di Qairuwan dan belajar fiqih di sana.

Asad ibnu Furat pernah pergi ke Madinah dan belajar Islam kepada Imam Malik.

Dia pergi ke Irak dan belajar Islam kepada Abu Yusuf dan Asy Syaibani.

Dia juga pernah berangkat ke Mesir dan belajar Islam kepada Ibn Qasim.

Pada tahun 204 H, dia menjabat sebagai Hakim di Qairuwan.

Asad ibnu Furat adalah orang yang tsiqah (dapat dipercaya), teliti, pemberani dan pemilik ide yang cerdas.

Aghlabi menjadikannya sebagai komandan pasukan dan armadanya. Pada tahun 212 H, Aghlabi memintanya agar menaklukkan pulau Shaqliyah. Dengan pasukan yang berjumlah 10.000, Asad bin Furat menyerang pulau Shalqliyah dan berhasil manaklukkannya.Pasukannya kemudian mengepung Zaragoza dari darat dan laut. Dalam pertempuran tersebut, dia menderita luka-luka yang sangat parah yang menjadi penyebab kematiannya.

Dia mengarang sebuah kitab yang berjudul Al Asadiyah fi Fiqh Al Maliki.

Dia meriwayatkan Hadits dari Imam Malik, Abu Yusuf, Muhammad bin Hasan dan lain-lain.

Pada tahun 213 H, dia meninggal dunia disebabkan karena luka-luka yang menimpanya ketika terjadi pengepungan Zaragoza dan dikuburkan di sana. Masjid Asad ibnu Furat dan kuburannya juga masih ada sampai hari ini.


Alab(Aleppo) Arsalan

Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Daud Ja'fari Beik bin Mikhail bin Saljuk At-Turki.

Lahir pada tahun 425 H.

Julukannya adalah Sultan yang berilmu. Akan tetapi dia lebih terkenal dengan nama Alab (Aleppo)Arsalan.

Dia adalah salah satu Sultan Saljuk.

Wilayah kekuasaannya membentang luas dari wilayah-wilayah di sekitar sungai Tigris sampai daerah-daerah pedalaman Syam. Kekuasaannya tetap berada di bawah khalifah dari Bani Abbasiyah di Baghdad.

Alab Arsalan adalah seorang pemimpin yang sangat adil, dermawan, sangat belas kasihan terhadap rakyat dan juga terhadap orang-orang fakir. 

Dia banyak menyedekahkan hartanya. Setiap bulan Ramadhan dia menyedekahkan uangnya sebanyak 15.000 dinar khusus untuk orang-orang fakir.

Suatu saat beberapa pegawai mengadukan kepadanya tentang kesalahan yang telah dilakukan oleh salah satu menterinya. Alab Arsalan memanggil Menteri tersebut dan berkata kepadanya, "Perhatikanlah! Jika berita yang sampai kepada saya ini benar, maka perbaikilah akhlak dan tingkah lakumu. Kalau sebaliknya, maka maafkanlah mereka."

Para pegawai bawahannya tidak berani berbuat dzalim kepada siapa pun karena takut pada kekuasaannya.

Alab Arsalan dikaruniai tujuh putera dan dua puteri.

Pada tahun 463 H,terjadi pertempuran Maladzkard antara pasukan Islam di bawah pimpinan Alab Arsalan dan pasukan Romawi di bawah pimpinan Armanos. Penyebab dari pertempuran tersebut adalah karena Raja Romawi tersebut mempersiapkan pasukan untuk menyerang dan membantai orang Islam. Pasukan yang dipersiapkan oleh Armanos jumlahnya mencapai 100.000 personil. Pasukan Armanos terdiri dari orang-orang Romawi, Eropa, Eropa bagian barat, Rusia, Bajnak, Karg dan lain-lain. Ketika pasukan Armanos sudah sampai di Maladzkard, Sultan Alab Arsalan masih belum mampu mengumpulkan semua pasukannya. Penyebabnya adalah karena antara satu pasukan dengan yang lain jaraknya sangat berjauhan dan ditambah lagi musuh yang sudah semakin dekat. Dengan persiapan secukupnya, dia berangkat menuju Romawi. Pasukan yang ia bawa hanya berjumlah 15.000 prajurit dari para penunggang kuda dan itu pun yang ia dapatkan di dalam perjalanan.

Dia berpidato di hadapan pasukan, “Saya berjuang karena hanya mengharapkan pahala dari Allah dan dengan penuh kesabaran. Kalau seandainya saya menang, maka itu adalah merupakan suatu nikmat dari Allah, seandainya saya mati syahid, maka puteraku Malik Syah yang akan menggantikanku."

Barisan depan antara dua pasukan mulai bertempur. Barisan depan pasukan Romawi jumlahnya mencapai 10.000 prajurit. Pada pertempuran tersebut pasukan Romawi mengalami kekalahan dan pemimpinnya berhasil ditawan. Sultan Alab Arsalan memotong hidungnya dan kemudian mengirimkannya ke Khalifah di Baghdad.

Ketika dua pasukan hampir saling menyerang, Sultan Alab Arsalan menawarkan perdamaian kepada raja Romawi.Tawarannya ditolak oleh raja Romawi dan Sultan Alab Arsalan pun merasa gelisah. Gurunya dan ahli fiqihnya yaitu Abu Nashr Muhammad bin Abdul Malik Al Bukhari Al Hanafi berkata kepadanya, "Sesungguhnya Anda berperang adalah untuk membela agama Allah. Dia telah berjanji akan menolong agama-Nya dan akan memenangkan agama-Nya atas semua agama-agama.Saya berdo'a agar Allah telah menentukan kemenangan dalam pertempuran ini untuk pasukan Islam dengan perantaraan dirimu. Seranglah mereka pada hari Jum'at setelah tergelincirnya matahari, yaitu ketika para khatib sedang berada di atas mimbar. Pada saat itu semua khatib berdo'a agar orang-orang yang berjihad di jalan Allah mendapatkan kemenangan. Do'anya mereka pasti akan dikabulkan oleh Allah."

Sultan Alab Arsalan shalat sambil menangis dan dia juga mengharapkan agar semua anggota pasukannya juga menangis supaya mereka bisa lebih mudah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Tak henti-hentinya Sultan terus berdo'a bersama mereka. Sultan berkata kepada mereka, “Siapa yang menginginkan untuk melarikan diri, dipersilahkan. Yang menyuruh untuk berperang atau melarangnya bukanlah Sultan. Dia mengikat ekor kudanya dan semua anggota pasukannya juga melakukan hal yang sama. Sambil memakai pakaian yang berwarna putih dia berkata, “Kalau seandainya saya terbunuh, maka itu adalah merupakan ajal saya."

Kedua pasukan bertemu dan saling menyerang. Allah  menurunkan pertolongan-Nya kepada pasukan Islam dan dengan mudahnya mereka membunuh tentara-tentara Romawi. Dalam pertempuran tersebut, pasukan Romawi menerima kekalahan yang sangat telak dan orang-orang Islam berhasil membunuh mereka dalam jumlah yang sangat besar.Karena banyaknya tentara Romawi yang terbunuh, hampir semua tanah di tempat pertempuran dipenuhi dengan jasad-jasad mereka. 

Raja Romawi berhasil ditawan dan meminta Sultan agar menjadikannya sebagai wakil. Raja tersebut bersedia menebus dirinya dengan sejumlah uang. Sultan mau menerima persyaratan yang diajukan oleh raja Romawi tersebut, hanya saja Sultan mensyaratkan tiga hal. Pertama, semua tawanan Islam yang berada di kerajaan Romawi harus di bebaskan. Kedua, raja Romawi harus sanggup mengirimkan pasukan kepada Sultan,kapan saja dia menginginkannya. Ketiga, Raj harus menebus dirinya dengan 1.500.000 dinar. Sultan menempatkan Raja tersebut di suatu camp dan memberikan kebebasan kepadanya untuk tinggal bersama beberapa pasukannya. Raja Romawi mengirimkan 10.000 dinar kepada Sultan.Uang tersebut ia pergunakan untuk membiayai persiapan perang. Raja Romawi juga sanggup untuk melakukan perdamaian selama 50 tahun. Dengan dikawal oleh pasukan, Sultan mengirimkannya pulang ke negaranya untuk ditempatkan di tempat yang aman. Di samping itu, Sultan juga mengantarkannya beberapa mil.

Pada tahun 465 H Sultan Alab Arsalan wafat karena dibunuh oleh salah seorang pegawainya yaitu Yusuf Al Khawarizmi. Usianya waktu itu baru 40 tahun dan jenazahnya dikuburkan di Ray di samping kuburan ayahnya.

insyouf.com
insyouf.com Religi dan Motivasi + Wawasan

Posting Komentar untuk "Kisah Asad bin Furat dan Alab(Aleppo) Arsalan"