Kisah Hassan bin Nu'man dan Abdurrahman Al-Ghafiqi
Hassan bin Nu'man
Nama lengkapnya adalah Hassan bin Nu'man bin Adi bin Mughits bin Amr bin Amir bin Azd Al Ghassani.
Julukannya adalah Syeikh Al Amin (ulama yang sangat dipercaya).
Dia berasal dari Ghasasinah, yaitu suatu suku yang berdomisili di wilayah Syam dan menganut agama Kristen.
Dia masuk Islam bersama keluarganya ketika Syam ditaklukkan oleh pasukan Islam.
Hassan bin Nu'man hafal Al-Qur'an, hadits-hadits Nabi ,dan menguasai berbagai macam ilmu yang berkaitan dengan fiqih. Dia juga meriwayatkan hadits dari Umar bin Khattab. Di samping itu, dia adalah seorang tabi'in yang sangat dihormati,ahli politik yang handal, ahli dalam bidang administrasi, kuat pendiriannya, mempunyai jiwa kepahlawanan yang tinggi, sangat pemberani dan seorang jenderal penakluk.
Dia adalah komandan pasukan yang pertama kali masuk Afrika pada masa dinasti Bani Umayyah.
Khalifah Mu'awiyah pernah mengangkatnya sebagai gubernur Afrika. Khalifah Abdul Malik juga pernah mengangkatnya sebagai gubernur Mesir.
Ketika terjadi kekacauan di Afrika, khalifah Abdul Malik bin Marwan mengirimnya ke sana agar menstabilkan kembali keadaan. Khalifah berkata, “Tidak ada orang yang lebih mampu untuk menstabilkan kembali keadaan di Afrika selain Hassan bin Nu'man.”
Pasukan Hassan bin Nu'man jumlahnya mencapai 40.000 personil, suatu jumlah pasukan yang belum pernah masuk ke Afrika sebelumnya.
Dia berhasil menaklukkan Qarthajinah, Persia dan pemimpinnya orang-orang Barbar yaitu seorang biarawati. Setelah kejadian ini, banyak sekali orang-orang Barbar yang masuk Islam.
Pasukan Romawi dan sekutunya pernah dibuat lari tunggang-langgang karena ketakutan, ketika mengetahui akan keberanian dan kesatriaannya. Pasukan Romawi kemudian melarikan diri ke Shaqliah dan Andalusia.
Hassan bin Nu'man menetap di Qairuwan. Di sana dia merenovasi masjid Qairuwan, melakukan pembukuan administrasi dan mengangkat beberapa pegawai.
Ketika dia menjadi komandan pasukan, semua wilayah Afrika tunduk kepadanya.
Setelah dia diturunkan dari jabatannya oleh khalifah Abdul Aziz bin Marwan, dia kembali ke Syam. Ketika khalifah Abdul Malik bermaksud untuk mengangkatnya kembali sebagai komandan perang dia menolak dan bersumpah untuk tidak lagi menduduki jabatan apapun dalam pemerintahan Bani Umayah.
Pada tahun 86 H, dia terbunuh sebagai syahid ketika sedang berperang bersama pasukan pimpinan Muslimah bin Abdul Malik melawan pasukan Romawi.
Abdurrahman Al-Ghafiqi
Nama lengkapnya adalah Abdurrahman bin Abdullah bin Basyar bin Sharim Al-Ghafiqi.
Panggilannya adalah Abu Sa'id dan julukannya adalah Amir Andalusia (raja Andalusia). Ghafiq adalah nama sebuah kabilah yang berasal dari Yaman. Oleh karena itu, dia dinisbatkan (dihubungkan) kepadanya.
Dia termasuk dari golongan tabi'in.
Dia pernah pergi ke Afrika, sepulangnya dari sana dia menghadap khalifah Sulaiman bin Abdul Malik di Syam. Setelah itu dia kembali lagi ke Maroko dan bertemu dengan Musa bin Nushair dan putranya Abdul Aziz ketika mereka masih tinggal di Andalusia.
Dia pernah menjabat sebagai gubernur wilayah pesisir bagian timur Andalusia.
Setelah terbunuhnya komandan pasukan yaitu Samh bin Malik, dia pindah ke Arbunah. Orang-orang Islam di sana memilihnya sebagai pemimpin mereka dan kemudian memilihnya sebagai gubernur Afrika.
Pernah terjadi perselisihan antara dirinya dengan Anbasah bin Sahim salah satu komandan pasukan. Setelah perselisihan ini, Abdurrahman kemudian diturunkan dari jabatannya dan digantikan oleh Anbasah. Dia tetap bersabar walaupun harus berperang dengan prajurit yang lain di bawah komandan Anbasah.
Khalifah Hisyam bin Abdul Malik pernah mengangkatnya sebagai gubernur Andalusia, dan dengan demikian dia menjadi gubernur Andalusia yang ke 7.
Di kota Cordova dia membangun sebuah jembatan. Jembatan tersebut sangat terkenal karena sangat luas, sangat besar dan banyak menaranya.
Abdurrahman orangnya sangat shaleh, dia selalu memperlakukan bawahannya dengan baik.
Ketika Abdurrahman mempersiapkan pasukan untuk menaklukkan wilayah-wilayah Ghal dan sekarang masuk wilayah negara Perancis, dia mengajak semua orang Islam dari Yaman, Syam, Mesir dan Afrika untuk membantunya. Mereka semuanya bersedia untuk membantunya.
Bersama pasukannya dia melewati pegunungan Barans. Pasukannya berhasil menaklukkan dua propinsi, yaitu propinsi Akitania dan Borghonia serta menguasai kota Bordo. Setelah itu, pasukannya menyerang pasukan Charls Martel. Pasukan Abdurrahman terus melaju, hanya saja Martel mengumpulkan pasukan yang sangat besar yang terdiri dari orang-orang Ghal dan Jurman. Terjadi pertempuran yang sangat sengit di Bawatih di dekat sungai Lowar. Karena begitu banyak pasukan Islam yang terbunuh, maka tempat tersebut diberi nama hamparan para syuhada (orang-orang yang mati syahid).
Abdurrahman terbunuh sebagai syahid pada peperangan tersebut, tepatnya pada tahun 114 M.
Posting Komentar untuk "Kisah Hassan bin Nu'man dan Abdurrahman Al-Ghafiqi"