Kisah Mushthafa As-Siba'i dan Muhammad Mahmud Ash-Shawaf
Mushthafa As-Siba'i
Nama lengkapnya adalah Hasan Mushthafa As-Siba'i.
Lahir pada tahun 1915 di Himsh, Suria.
Panggilannya adalah Abu Hasan.
Ayahnya adalah merupakan seorang Khatib di Masjid Jami' yang ada di Himsh. Ayahnya mempunyai sikap yang berani terhadap musuh-musuh Islam yang menjajah Suria.
Mushthafa As-Siba'i adalah seorang ulama, mujahid, penulis dan ahli pidato.
Dia sering menyebarkan selebaran dan menyampaikan pidato yang berisi tentang ajakan untuk melawan penjajahan. Pada usianya yang baru berusia 16 tahun dia sudah mengorganisir dan memimpin beberapa demonstrasi.
Pada tahun 1931, Mushthafa As-Siba'i dipenjara karena dituduh menyebarkan selebaran yang berisi tentang kecaman terhadap sistem politik penjajah Perancis. Sekeluarnya dari penjara, Mushthafa As-Siba'i dipenjara lagi karena berhubungan dengan pidatonya yang berapi-api tentang penolakkan atas kehadiran mereka.
Mushthafa As-Siba'i memimpin beberapa kawannya yang mempunyai semangat juang tinggi yang ada di Hims untuk menyerang penjajah Perancis. Hal ini adalah sebagai bentuk penolakan terhadap penyerangan yang selama ini mereka lakukan.
Pada tahun 1933, dia pergi ke Mesir untuk belajar di Universitas AlAzhar. Semasa belajar di Universitas Al-Azhar, dia berkenalan dengan Imam Hasan Al-Banna. Antara keduanya selalu terjalin komunikasi. Pada tahun 1941, dia melakukan demonstrasi bersama dengan anggota Ikhwanul Muslimin di Mesir sebagai bentuk penolakan terhadap penjajahan Inggris.
Mushthafa As-Siba'i pernah dipenjara oleh pemerintah Mesir karena adanya tekanan dari penjajah Inggris. Dia dipindahkan ke penjara Marqand di Palestina. Dia dipenjara selama empat bulan kemudian dibebaskan dengan jaminan.
Syaikh Muhammad Abu Zahrah berkomentar tentang dirinya, "Saya belum pernah melihat di negara-negara Syam seorang yang lebih bersemangat, lebih besar jiwanya dan lebih empati terhadap Islam dari Mushthafa As Siba'i."
Pada tahun 1945, dia menjabat sebagai Pengawas Umum organisasi Ikhwanul Muslimin.
Pada tahun 1948, Mushthafa As-Siba'i bergabung dengan batalion Ikhwanul Muslimin yang dikirim ke Palestina untuk mempertahankan Baitul Maqdis.
Dalam bidang studi, dia berhasil memperoleh gelar Doktor dari Fakultas At Tasyri' Al Islami dan Sejarahnya dari Universitas Al-Azhar.
Setelah berhasil memperoleh gelar Doktor, Mushthafa As-Siba'i kemudian menetap di Damaskus.
Pada tahun 1950, dia diangkat menjadi dosen pada Fakultas Hukum di Universitas Damaskus.
Pada tahun 1955, dia diangkat sebagai Dekan Fakultas Syari'ah.
Dia sering melakukan kunjungan ke berbagai negara Islam.
Mushthafa As Siba'i mendirikan majalah Hadharah Al-Islam dan koran Al-Manar.
Pada tahun 1955, dia mendirikan sebuah Fakultas Independen yang khusus untuk mempelajari syari'at Islam.
Di Damaskus dia juga mendirikan Sekolah Tinggi Arab dan Islam. Pada tahun 1975, Mushthafa As-Siba'i menderita penyakit lumpuh pada separuh badannya.
Karangan-karangannya yang sudah diterbitkan mencapai dua puluh satu buku. Di antara karangan-karangannya adalah As-Sirah AnNabawiyah......Durusun wa 'Ibarun, 'UzhamaunafiAt-Tarikh, Al-Mar'atu baina Al-Fiqhi wa Al-Qanuni, As-Sunnah wa Makanatuha fi At-Tasyri' Al-Islami dan lain-lain.
Menjelang akhir hayatnya, tangan kiri Mushthafa As-Siba'i menderita lumpuh selama delapan tahun.
Pada tahun 1967 Mushthafa As-Siba'i meninggal dunia.
Muhammad Mahmud Ash-Shawaf
Namanya adalah Muhammad Mahmud Ash-Shawaf.
Lahir pada tahun 1333 H/ 1915 M di kota Mosul di Irak.
Muhammad Mahmud Ash-Shawaf berasal dari suku Thayyi dari etnik Syamir yang sangat terkenal.
Panggilannya adalah Abu Mujahid (Bapaknya para Pejuang).
Dia berguru kepada beberapa syaikh yang terkenal seperti Abdullah An Ni'mat, Shalih AI-Jawadi dan Amjad Az-Zahawi seorang ulama yang sangat terkenal dari Irak.
Muhammad Mahmud Ash-Shawaf belajar di sekolah Faishaliah sampai lulus. Pada tahun 1943, dia melanjutkan studi ke Universitas Al Azhar. Dia selalu berprestasi dalam setiap jenjang pendidikannya, khususnya ketika dia belajar di Universitas Al-Azhar. Bukti dari prestasinya adalah dia berhasil menyelesaikan studinya dalam kurun waktu tiga tahun dari masa enam tahun yang seharusnya ditempuh. Selain itu dia juga berhasil menyelesaikan studi pada jenjang S.I dalam kurun waktu dua tahun dari masa empat tahun yang seharusnya ia tempuh, serta berhasil menyelesaikan Pendidikan Spesialis dalam kurun waktu satu tahun dari masa dua tahun yang yang ditentukan. Karena prestasinya yang tergolong luar biasa, Syaikh Al-Azhar yang waktu itu dijabat oleh Syaikh Musthafa Al-Maraghi berkata, "Wahai anakku! Apa yang telah kamu raih itu menyerupai mukjizat dan belum pernah terjadi sebelumnya di Al-Azhar."
Ketika sedang menyelesaikan pendidikannya di Al Azhar, dia berkenalan dengan Imam Hasan Al-Banna. Dia menerima dan mengikuti pemikiran-
pemikiran Hasan Al-Banna serta berbai'at kepadanya. Muhammad Mahmud Ash-Shawaf adalah tokoh yang sangat menonjol dalam berdakwah.
Setelah menamatkan studinya di Universitas Al-Azhar, dia diangkat sebagai staf pengajar pada Fakultas Syari'ah di Universitas Baghdad. Karena dia dianggap menguasai dalam bidang Peradilan Agama, Menteri Kehakiman Irak yang waktu itu dijabat oleh Jamal Baban, memintanya untuk menjadi Hakim. Akan tetapi, dia menolak tawaran tersebut. Dia bergabung dengan organisasi Pemuda Islam yang terdapat di kota Mousul. Di sana, dia mendirikan organisasi Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Bersama Syaikh Amjad Az-Zahawi, dia juga mendirikan organisasi Persaudaraan Islam. Organisasi yang terakhir ini, mempunyai peran yang sangat dominan dalam kegiatan dakwah di seluruh penjuru negara Irak.
Muhammad Mahmud Ash-Shawaf adalah merupakan seorang ulama dan pejuang yang terkemuka.
Dia sudah pernah mengunjungi semua kota yang ada di Irak. Dia mengajak semua penduduk, khususnya para pemuda untuk selalu menerapkan manhaj (sistem) Islam yang benar.
Muhammad Mahmud Ash-Shawaf sangat tegas dalam menyampaikan kebenaran dan juga argumentasinya sangat kuat.
Dia selalu tampil ke depan untuk mengcounter (membantah) argumentasi-argumentasi, kerancuan-kerancuan pemikiran dan kepalsuan orang-orang yang berbuat zhalim di mana pun berada. Hal ini yang menjadikan mereka selalu menghindarinya dan bersembunyi di mana pun dia berada.
Muhammad Mahmud Ash-Shawaf menjabat sebagai pengawas umum organisasi Ikhwanul Muslimin yang berada di Irak.
Dia adalah merupakan pencetus divisi Humas dalam organisasi Ikhwanul Muslimin di dunia Islam.
Pada tahun 1947, dia mendirikan organisasi Penyelamatan Palestina. Dia selalu membangkitkan semangat umat Islam untuk menyelamatkan negeri Palestina. Muhammad Mahmud Ash-Shawaf membentuk pasukan jihad dengan segera dan mengumpulkan biaya untuk menopang perjuangan mereka.
Dia mempunyai peranan yang besar dalam menghapus perjanjian JibrBifen yang dibuat oleh penjajah di Irak.
Muhammad Mahmud Ash-Shawaf telah mengelilingi berbagai negara untuk berdakwah. Dia pernah berkunjung ke Afrika, Asia Tenggara dan lain-lainnya.
Ketika terjadi kudeta militer di Irak pada tahun 1958 yang dipimpin oleh Abdul Karim Qasim, orang-orang komunis menguasai pemerintahan. Tanpa alasan yang jelas orang-orang komunis marah terhadap Muhammad Mahmud Ash-Shawaf dan kegiatan dakwahnya. Mereka menyerang percetakan organisasi Ukhuwah Islamiyah dan menghancurkannya. Tidak hanya itu, mereka juga menyerang rumah syaikh dan menangkap-nya. Muhammad Mahmud Ash-Shawaf dipenjara di Abu Ghuraib bersama tokoh-tokoh Irak terkemuka lainnya seperti Jenderal Muhammad Sayyid Al-Khathab.
Walaupun dia sudah dibebaskan, dia tetap menjadi target penangkapan dan pembunuhan. Pada tahun 1959, dia terpaksa meninggalkan Baghdad. Dalam perjalanan yang susah dan sangat berresiko dengan melewati padang pasir sepanjang sungai Eufrat, dia sampai di perbatasan Suria kemudian meneruskan perjalanannya ke Halab dan berakhir di Damaskus. Para ulama Suria menyambutnya dengan suasana yang sangat meriah, padahal sebelumnya tersiar berita bahwa orangorang komunis telah membunuhnya.
Dia selalu mengajak umat Islam untuk membantu perjuangan Mujahidin Afghanistan. Jihad di Afghanistan adalah merupakan prioritasnya sampai dia meninggal dunia. Dia meninggal dunia pada tahun 1992 ketika sedang menunggu pesawat dalam perjalanan pulang dari Istambul ke Makkah. Jenazahnya dishalati di Masjid Al Haram dan dikuburkan di pemakaman Al 'Ulat yang ada di Makkah.
Posting Komentar untuk "Kisah Mushthafa As-Siba'i dan Muhammad Mahmud Ash-Shawaf"